Ukir Prestasi Arena Prestisius PON 21 Aceh Sumut 2024, Atlet Jujitsu Kepri Latihan Super Serius

Konikepri.id –  Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 di Aceh Sumatera Utara tinggal menghitung hari. 106 Atlet dari Provinsi Kepri siap berlaga di PON yang dalam  sejarah baru karena kali pertama digelar di dua provinsi: Aceh dan Sumatera Utara.

PON XXI/2024 ini juga diikuti oleh Daerah Otonom Baru (DOB). Atlet dari provinsi tuan rumah + DOB otomatis menjadi peserta tanpa melalui Babak Kualifikasi (BK).

Bicara soal persiapan atlet, 106 atlet yang beasal dari 31 cabor punya teknik dan strategi sendiri dalam menghadapainya ajang empat tahunan ini.

Bisa dibilang, atlet yang berangkat ini, bukanlah atlet abal abal atau sembarangan bahkan asal cabut. Mereka bisa lolos  menjadi peserta PON Aceh Sumut tentu dengan pengorbanan luar biasa bahkan tidak biasa.

Mereka  harus berhasil melewati babak kualifikasi (BK) dengan teknis pelaksanaan ada pada cabor masing-masing. Secara garis besar menjadi dua: cabor peserta Porwil dan Pra PON.

Untuk cabor jujitsu, atlet dari seluruh provinsi hanya memperebutkan enam tiket pada masing-masing kelas. Jujitsu mempertandingkan delapan kelas. Tak berhasil masuk enam besar, tentu atlet tersebut tak akan bisa merasakan ‘panasnya’ matras PON XXI/2024.

Cabor jujitsu mengikuti BK PON di Bekasi pada Oktober 2023. Tak heran, euforia PON XXI/2024 sebenarnya sudah dimulai jauh sebelum pelaksanaan di Aceh-Sumut. Dua atlet Kepri, M Danang Yoga Gunawan  dan Tomi Riono, berhasil meraih tiket PON. Bahkan, atlet muda kebanggaan Kepri ini masuk sebagai finalis setelah mengalahkan atlet-atlet hebat dari provinsi ‘jago olahraga’ di Indonesia.

“Kami terus berlatih keras,” ujar Danang di sela-sela latihan di Dojo Kenacha Martial Arts, Batam Kota. Sebagai ajang uji coba, KONI Kepri mengirim Danang bertanding di ajang internasional. Di event Asian Regional Championship Southeast Asia, 6-7 Juli lalu, Danang berhasil menyabet perunggu. Danang bersaing dengan atlet-atlet terbaik dari Vietnam, Thailand, Filipina, Malaysia, Singapura dan Kamboja.

Setelah pertandingan, Danang dan Tomi melanjutkan berlatih di Bali, lalu kembali lagi ke Batam dan berlatih di Pemusatan Latihan Jujitsu Kepri. Di pemusatan latihan itu, Danang dan Tomi tak hanya dituntut berlatih keras tapi juga cerdas dan super serius untuk mencapai puncak prestasi pada PON XXI/2024 mendatang. Walau seperti ‘laga ulang’, kata Danang, dia tak mau jemawa. “Latihan keras, disiplin dan berdo’a adalah syarat mutlak yang harus dilewati oleh seorang juara,” Tomi menimpali.

PON merupakan ajang multievent sekali 4 tahun. Semua pembiayaan pada perhelatan akbar ini tentu menjadi tanggung jawab negara. Ini adalah ajang paling prestisius di tanah air. Menjadi mimpi bagi setiap atlet. Tak ayal, persaingannya pun sangat ketat. Bagi banyak provinsi, atlet disejahterakan.

Untuk diketahui, PON pertama kali digelar pada tahun 1948 di Surakarta. Kala itu, PON masih bernama Pekan Olahraga Perserikatan. Kegiatan ini menjadi bentuk perlawanan moral terhadap penjajahan. Pada tahun 1951 di Yogyakarta, makin banyak cabor yang dimasukan pada agenda tersebut. Pelaksanaan terus berkembang, hingga pada tahun 1959, kompetisi dinyatakan resmi digelar setiap 4 tahun sekali.

Maka dari itu, PON menjadi ‘target utama’ atlet di tanah air setelah melalui banyak kompetisi dan kenyang pengalaman di berbagai event berkelas lainnya. (tjo)

Berita Lainnya
Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini