Konikepri.id – Legenda bulu tangkis Indonesia, Hendra Setiawan, memetik hasil manis di awal karier barunya sebagai pelatih usai pensiun dari dunia profesional. Ia kini mendampingi pasangan ganda putra independen, Sabar Karyaman Gutama dan Moh Reza Pahlevi Isfahani, yang menunjukkan perkembangan signifikan di bawah arahannya.
Secara resmi, Hendra mulai melatih pasangan Sabar/Reza sejak Maret 2025, tepatnya pada ajang All England Open. Kiprah mereka langsung mencuri perhatian publik setelah menembus babak semifinal turnamen prestisius World Tour Super 1000 tersebut, sebelum akhirnya dihentikan oleh pasangan pelatnas, Leo Rolly Carnando dan Bagas Maulana.
Puncaknya terjadi di Indonesia Open 2025, ketika Sabar/Reza berhasil melaju hingga ke babak final. Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa tangan dingin Hendra Setiawan mampu membawa angin segar bagi pasangan non-pelatnas yang selama ini jarang mendapat sorotan.
Namun demikian, konsistensi masih menjadi tantangan. Setelah pencapaian di Indonesia Open, performa Sabar/Reza menurun dalam empat turnamen berikutnya. Mereka tercatat dua kali gugur di babak awal, termasuk di Kejuaraan Asia 2025 dan Singapore Open 2025, menandakan masih perlunya evaluasi dan pembenahan ke depan.
Sabar/Reza baru bangkit pada ajang BWF World Tour Super 1000 berikutnya yaitu Indonesia Open 2025.
Posisi runner-up, dan bahkan sudah dekat dengan gelar juara, sebenarnya sebuah kejutan bagi Sabar/Reza karena sudah bertanding di tengah cedera sejak babak pertama.
Reza mengalami cedera pinggang sejak Singapore Open 2025 pada pekan sebelumnya sampai dirinya dan Sabar legawa jika harus mundur di tengah pertandingan.
Akan tetapi, Hendra memiliki siasat sendiri untuk diterapkan kepada Reza yang diminta bermain lebih taktis dan efektif.
Gaya permainan taktis menjadi andalan Hendra dan partnernya, Mohammad Ahsan, untuk tetap eksis lebih lama di papan atas saat usia tak lagi muda.
“Kami terapkan pola kami dulu. Apalagi kondisi Reza kemarin tidak 100 persen fit,” kata Hendra dalam acara bersama Waroeng Steak sebagai sponsor di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin, (9/6/2025).
“Intinya kami bermain taktis di Indonesia Open. Lalu kami lihat kondisi angin dan shuttlecock cepat. Mau tidak mau kami harus bermain taktik.”
“Ini juga baru pertemuan pertama. Semoga ke depan bisa lebih baik lagi,” ujar Hendra menunjuk rivalitas dengan duet Korea Selatan, Kim Won-ho/Seo Seung-jae, yang menjadi juara Indonesia Open.
Kehadiran Hendra di belakang Sabar/Reza sempat menjadi pembicaraan.
Hendra mengungkapkan alasan menerima tawaran untuk menjadi pelatih Sabar/Reza.
“Ya karena mungkin motivasinya tidak bisa jauh-jauh dari bulutangkis,” ucap Hendra.
“Sebenarnya dari beberapa bulan lalu, Sabar/Reza datang ke saya untuk minta tolong apakah bisa bekerjasama.”
“Saya sempat berpikir dan rundingan dengan keluarganya, akhirnya saya dikasih izin. Yaudah kami jalan bersama-sama. Intinya karena mungkin saya belum bisa jauh-jauh dari bulutangkis,” ujarnya.
Hendra juga mengungkapkan perasaannya kembali di Istora Senayan sebagai pelatih.
Hendra setidaknya telah meramaikan laga-laga final ajang internasional di Istora sebagai pemain sebanyak 10 kali, mulai dari ajang Indonesia Open, SEA Games, hingga Kejuaraan Dunia.
Khusus Indonesia Open Hendra menjadi juara sebanyak dua kali, masing-masing sekali bersama Ahsan pada 2013 dan partner sebelumnya, Markis Kido, pada 2005.
“Tidak disangka bisa balik lagi ke Istora setelah pensiun. Rasanya senang dan suasananya luar biasa,” ucap Hendra.
“Cuma baru tahu dan merasakan bahwa jadi pelatih mendengar suara suporter Indonesia yang ramai-ramai berteriak takutnya gak kedengaran ke pemain.”
“Ya ini jadi pengalaman pertama yang bagus untuk ke depannya,” pungkasnya. (*)
Sumber BOLASPORT.COM –