OPINI Menggelar Kejuaraan Tinju: Antara Prestasi atau Prestise

Oleh : Rionando Butarbutar)*

Konikepri.id – Maraknya pertandingan Tinju di Kota Batam menarik untuk dibahas. Kali ini pembahasan disampaikan oleh salah seorang insan olahraga tinju kota Batam dan Kepri, Rionando Butarbutar yang saat ini menjadi pelatih tinju. Berikut petikannya bersama awak Konikepri.id beberapa waktu lalu.

Halo mas bro, bagaimana kabarnya? Liburannya menyenangkan?
Puji Tuhan sehat, dan liburannya juga menyenangkan hanya budgetnya saja yang kurang banyak, jadi liburnya ke daerah terdekat saja:  Bintan.

Rionando,  pemilik Sasana Rionando Boxing Camp (RBC) Batam ini langsung  menjawab pertanyaan bagaimana  terkait maraknya pertandingan tinju di Kota Batam ini? Hampir setiap 2 bulan ada saja yang menggelar, apa Pertina terlibat?

Rionando menjelaskan bahwa benar sekali sekarang lagi marak pertandingan tinju di kota Batam, sejak 2023 lalu sudah ada yang menggelar, apa namanya Batam Street Fighter atau apa lah seperti sabung ayam, tapi makin ke sini sudah di buat di Ring, Pertina justru tidak terlibat.

Rio yang pernah meraih  medali Perak Sea Games 2003 ini, juga mengatakan bahwa prinsipnya  Pertina mengapresiasi semangat teman-teman yang mau membuat pertandingan, hanya saja untuk buat suatu pertandingan yang standar masih susah.

Bagaimana pertandingan yang standar itu? Rio menjelaskan bahwa  pertandingan yang standar, Ringnya standar, dan yang punya ring standar hanya Pak Erzon (Sasana Wira Boxing Camp), dan ada beberapa teman-teman yang memakai ring beliau untuk pertandingan yang mereka gelar.

Selanjutnya, Wasit Hakim (WH)-nya minimal Bersertifikat Daerah, saat ini hanya ada 1 orang Wasit bersertifikat bintang 1 IBA Ibu Novi, dan 8 orang Hakim Daerah, yang bulan 10 lalu dilaksanakan Ujian/Penataran Hakim, namun mereka hanya boleh menjadi hakim (menilai) bukan menjadi Wasit (memimpin pertandingan).

Rio yang saat ini menjadi Sekretaris Pengprov Pertina Kepri ini menjelaskan bahwa mereka kesulitan dalam hal ini karena keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) Wasit Hakimnya. “ini biaya mahal karena harus mendatangkan WHnya dari luar, kita harus biayai kedatangan dan kepulangan, akomodasi dan transportasi lokal serta honorarium, saya ingat tahun 2015 kita menggelar Pra PON Wilayah Sumatera, hanya untuk Wasit Hakim kita menggelontorkan dana hampir 75 juta”.

Sementara teman-teman yang buat pertandingan malah pakai mantan petinju yang jelas-jelas tidak mengerti sepenuhnya peraturan tinju, peraturan IBA (Organisasi Tinju Dunia), hampir tiap tahun ada update terbaru, jadi kalau dia main tinju terakhir 10-15 tahun yang lalu, masuk angin lah pasti buram mereka soal aturan, maksud hati murah meriah tapi pelaksanaan dari sisi kepemipinan wasit dan hakim yang menilai malah tidak tepat.

Yang lebih miris, ada yang punya statement, ya kalau Boxing entertainment tak perlulah Wasit yang bersertifikat, kami saja boleh (mantan petunju/wasit dari cabor lain) ini jelas jawaban masuk angin. Pertandingan tinju harus dipimpin oleh wasit dan hakim yang bersertifikat.

Selanjutnya, pertandingan yang standar, aturan tinju amatir penilaian dan pertandingan, ada medis dokter ring, ambulance serta klinik atau rumah sakit rujukan, jika terjadi KO berat, serta aturan lainnya, yang paling simple Penyelenggara bersurat lah ke Pertina, kalau anda bicara tinju senggollah kami, kalau tidak jangan bicara tinju, kenapa tidak Kick Boxing, muaythai, karate taekwondo dll, ungkap mantan petinju Kidal ini.

Terkait  apakah penyelenggara silaturahmi ke Pertina? Rionando menjelaskan saya sudah jumpa 3 penyelenggara, Johan Sigalingging (Dragon), Yano (Betumbuk), Alfis Fernando (Garuda) cukup akrab dan mereka bertiga siap untuk membuat pertandingan tinju yang standar, yang lain masih berdiri sendiri dan belum mau berkomitmen menggelar pertandingan yang standar.

Apa harapan anda ke depannya? Melalui maraknya pertandingan tinju, agar dibuat standar dan berguna untuk jam terbang atlit-atlit Batam dan Kepri, sehingga prestasi tinju bisa meningkatkan, pasca kita tanpa medali di PON lalu, kami sudah menatap jalan panjang menuju PON 2028 NTT/NTB sebagai modal awal tahun 2025 ada petinju muda Kepri akan bertanding di POPNAS Aceh-Sumut mereka nanti menjadi ujung tombak Kepri menuju Pra PON 2027.

Silahkan teman-teman buat pertandingan tinju tapi buatlah untuk menaikkan prestasi, bukan hanya prestise semata, merasa terhormat dan bangga karena bisa buat pertandingan, bangga karena dapat untung atau alasan lainnya tapi berkaryalah untuk peningkatan mutu petinju dan prestasi tinju Kepri menuju kancah nasional.

Sebelum mengakhiri obrolan, Rio menyampaikan, pernah ditegur secara lisan oleh Mayjen TNI (purn) Dr. Komarudin Simanjuntak by WA karena hadir di pertandingan tinju yang tidak standar bahkan ada logo Pertina di sana.

Ada yang lapor mungkin, padahal saya hadir disana karena mereka bersurat ke Pengprov Kepri, tujuan saya merangkul mereka (penyelenggara) sekaligus mengawasi, cuma karena sesuatu dan lain hal, info ini sampai ke Ketum PP Pertina, saya sudah minta maaf dan berjanji akan mengarahkan penyelenggara melaksanakan pertandingan yang standar. (***)

)* Rionando Butarbutar pelatih tinju di Kepri

Berita Lainnya
Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini