SEA Deaf Games II 2025: Enam Cabor Dipertandingkan, Bulutangkis Jadi Daya Tarik Utama

Konikepri.id – SEA Deaf Games II 2025 resmi digelar pada 20–26 Agustus 2025, menghadirkan semangat sportivitas dan persatuan dengan mengusung tema “Winning Through Unity”. Ajang olahraga internasional ini mempertandingkan enam cabang olahraga, yaitu atletik, bulutangkis, bowling, catur, futsal, dan tenis meja. Seluruh pertandingan diikuti oleh atlet tunarungu putra dan putri dari 11 negara Asia Tenggara, menjadikannya sebagai wadah unjuk prestasi sekaligus mempererat persaudaraan antarbangsa.

Dari enam cabang olahraga yang dipertandingkan, bulutangkis menjadi salah satu yang paling menarik perhatian publik. Olahraga ini dikenal sebagai salah satu kebanggaan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, yang memiliki sejarah panjang prestasi gemilang di tingkat dunia. Persaingan ketat diprediksi terjadi karena negara-negara peserta mengirimkan atlet terbaiknya untuk memperebutkan gelar juara.

Pertandingan cabang bulutangkis digelar di GOR Pulogadung, Jakarta, yang menjadi salah satu venue utama perhelatan SEA Deaf Games II 2025. Atlet putra dan putri dari seluruh negara peserta tampil menunjukkan performa terbaik, menghadirkan laga-laga sengit dan penuh semangat. Para penonton juga memberikan dukungan luar biasa, menciptakan atmosfer kompetisi yang meriah.

Penyelenggaraan SEA Deaf Games II 2025 di Indonesia menjadi kebanggaan tersendiri karena memberikan kesempatan kepada atlet-atlet tunarungu untuk bersaing secara profesional di level internasional. Selain memperebutkan medali, ajang ini juga diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan inklusivitas olahraga serta memperkuat solidaritas antarnegara di kawasan Asia Tenggara.

Mandat penyelenggaraan SEA Deaf Games 2025 diberikan oleh ASEAN Deaf Sports Federation (ADSF) kepada Perhimpunan Olahraga Tunarungu Indonesia (Porturin). Ajang ini menjadi kesempatan penting untuk memperkuat inklusivitas dalam dunia olahraga serta menunjukkan potensi atlet tunarungu di tingkat regional.

Selain menjadi wadah kompetisi, SEA Deaf Games 2025 diharapkan dapat meningkatkan kesadaran publik mengenai olahraga disabilitas dan membuka peluang lebih luas bagi atlet tunarungu di Asia Tenggara untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya.

Pada edisi pertama di Kuala Lumpur tahun 2022, SEA Deaf Games hanya mempertandingkan empat cabang olahraga. Peningkatan jumlah menjadi enam cabang pada tahun ini, termasuk bulutangkis, menjadi langkah penting dalam memberikan kesempatan lebih luas bagi atlet tunarungu untuk berkompetisi di tingkat Asia Tenggara.

Kehadiran bulutangkis di ajang ini diharapkan tidak hanya menghasilkan prestasi, tetapi juga memperkuat pesan bahwa olahraga adalah ruang bersama yang dapat diakses semua orang, termasuk komunitas tunarungu.

Harapan tersebut nyata terlihat dari pencapaian atlet-atlet perwakilan dari Indonesia, seperti Shaskia Najla Putri Kayla dan Muhammad Sayyid Az Zahiri yang berasal dari Universitas Bina Sarana Informatika, sukses meraih medali emas untuk Indonesia.

Rahmat Hidayat, M.Kom., perwakilan Unit Prestasi Kemahasiswaan UBSI, mengatakan “Kami berharap prestasi ini bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berjuang, berprestasi, dan mengharumkan nama bangsa,” ungkapnya. (tjo)

Editor : Teguh Joko Lismanto

Event
Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini